Sabtu, 14 Maret 2009

Jangan meletakkan bola dunia diatas kepala.

Beberapa orang merasa bahwa ia terlibat dlm perang dunia, padahal mereka sedang berada diatas tempat tidurnya, tatkala perang itu usai yg mereka peroleh adalah luka didalam pencernaan mereka, tekanan darah tinggi dan penyakit gula, mereka selalu merasa terlibat dengan semua peristiwa.

Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan tidak segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata uang, mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yg berkesudahan.

Nasehat saya untuk anda " janganlah meletakkan bola dunia diatas kepala ". 
Biarkan semua persoalan itu terjadi, orang yang mempunyai hati bagai bunga karang, akan menyerap semua itu dan kasak-kusuk termakan oleh masalah2 kecil dan mudah terguncang karena peristiwa2 yang terjadi, hal seperti ini sangat potensial utk menjadi awal kehancuran.

Didalam segala bencana dan musibah yg diperlukan adalah hati yg berani, seorang pemberani memiliki sikap yg teguh & emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang.

Rabu, 04 Maret 2009

Kesesuaian merupakan seni hidup.

Kalau saja kita mau memperhatikan, ada saja orang2 yg lebih banyak cekcok ketimbang yg mencari perdamaian. Inipun terjadi antar-bangsa, bukankah perang yg terjadi saat ini sebenarnya merupakan perang dunia yg tak diproklamirkan ? PD I dan PD II tidak sedahsyat perang sekarang ini, inilah bukti bahwa manusia rupanya suka berperang .

Marilah kita bersama mengingat tatkala kita bersama seseorang dan merasa begitu senang, bahagia, karena adanya kesesuaian, apakah itu dlm memilih makanan, cara dia berbincang-bincang dan tata kramanya, bisa jadi ia adalah kenalan, teman, kekasih, atau seseorang yg kita jumpa secara kebetulan, lantas kitapun rindu sekali utk berjumpa lagi dengannya.
Kesesuaian, kecocokan, adalah sesuatu yg dapat membuat kita dapat menyatu, membuat kita merasakan, membuat kita memahaminya, sehingga terasakan adanya kesatuan. Apakah hal-hal begini terjadi begitu saja ? Apakah ada seni tersendiri ?

Memang ada dari mereka yg dapat dengan mudah menjalin hubungan baik ini, dan ini juga merupakan seni yg dapat dipelajari. "Kesesuaian" adalah kemampuan meleburkan diri dalam dunia orang lain, memahami, sehingga terjadi kesesuaian, dan ini pula yg merupakan kunci berinter-aksi, berkomunikasi yg baik dan efektif.
Kesesuaian adalah sumber keberhasilan kita berinter-aksi dengan sesama kita. Apapun yg kita dambakan, akan diperoleh apabila kita mampu menjalin kesesuaian dgn orang-orang yg tepat.
Ini sekaligus berarti kita harus mampu utk memberikan apa yg mereka dambakan, sehingga merekapun akan memberikan apa yg kita dambakan.
Kemampuan utk membina kesesuaian adalah kemampuan yg perlu ditingkatkan, karena utk menjadi manajer, penjual, pemasar, teman baik, kekasih, suami/isteri, kiat yg kita butuhkan adalah : "kemampuan kita utk membina kesesuaian". Yang artinya : "kemampuan membina hubungan antar sesama manusia yg berdasarkan saling memberi, responsif dan kepekaan".

Cukup banyak orang yg menjadikan hidup ini sulit dan berbelit-belit, padahal sebenarnya tidak harus demikian, karena yg dibutuhkan adalah apa-apa yg sudah kita bicarakan diatas.
Pada saat kita mampu membina kesesuaian pada orang yg tepat, maka kehidupan akan lebih mudah, dan kita mendapatkan kenikmatan darinya, tidak menjadi soal apapun yg kita inginkan, apa yg ingin kita lakukan dan ciptakan dari berbagai tujuan yg akan kita raih. Apakah itu pekerjaan, jabatan, karier, kehidupan spiritual, mental dan sosial, selalu saja ada seseorang yg akan membantu utk meraih semua itu. 
Ada seseorang yg tahu bagaimana meraihnya dengan cara yg lebih cepat, efisien dan efektif atau dpt membantu kita dengan lebih mudah apa yg akan kita capai itu. Untuk menemukan seseorang yg mempunyai kesesuaian dgn kita, kecocokan yg mengikat, menyatukan sesama kita sehingga membuat kita merasa menjadi teman hidup, teman berkarya atau yg disebut partner adalah tdk mudah.

Memang ada kalimat yg seringkali didengungkan, justru mereka yg berlawananlah yg membuat ketertarikan (opposite attrack), namun, ketertarikan semacam ini bisa jadi tdk bertahan lama, dari pengalaman dan pengamatan saya, memang terasa ada keterasyikan tersendiri tatkala ada seseorang yg amat berbeda dengan kita, yg tdk ada kecocokan sama sekali , tetapi ini mengasyikkan hanya utk pengalaman sesaat dan tdk lama, karena sama sekali tidak ada kesesuaian.
Malahan, seringkali alasan perceraian adalah karena "tidak ada lagi kecocokan atau kesesuaian". Ketika kita mempunyai banyak sekali kesesuaian, tidak jarang sedikit perbedaan itu malah mengasikkan.
Apakah kita mendambakan sesorang yg sama sekali tdk ada kesesuaian dgn kita krn adanya argumentasi atau malah sampai tingkat bertengkar itu terasa asyik? anak-anak zaman sekarang sering mengatakan "capek deeeh".
Memang, berbeda pendapat itu baik sekali , utk mendapatkan hasil yg terbaik, namun begitu, tdk selamanya berbeda, tdk ada kesesuaian, tdk ada titik temu, krn sama sekali tdk cocok, yg pada akhirnya membuat kita lelah dan bosan krn harus selalu bertengkar utk mendapatkan sebuah bentuk "sesuai" atau "klop". 

Marilah kita bertanya pada diri sendiri , apakah kita mencari seseorang yg selalu berbeda pendapat?? Seseorang yg tidur ketika kita mau makan ? Seseorang yg diam melulu tatkala kita mau berbicara? Tentu saja kita lebih menyukai orang yg mempunyai kesesuaian dgn kita, namun, bagaianapun dia tetap seseorang yg mempunyai kepribadian yg unik, karena mempunyai pendirian, percaya diri, dan bukan orang yg selalu kontra dengan kita.
Ketika kita menyukai seseorang, kemungkinan besar sekali krn adanya kesesuaian, coba perhatikan orang yg dekat dgn anda, jelas ini krn adanya kesesuaian, coba ingat2 seseorang yg anda senangi, pasti ada hal-hal dalam dirinya yg banyak persamaan dengan anda, bisa jadi melakukannya dgn cara yg lain, tetapi tetap saja hal yg sama yg kalian tekuni, kitapun merasakan betapa menyenangkan orang ini.
Bayangkan, dia mempunyai pandangan yg sama dgn saya tentang suatu masalah, soal etika ataupun moral, apakah dlm kesamaan, dalam kesesuaian kita, tidak ada lagi perbedaan ? Tentu bukan demikian.

Melainkan, dalam banyak persamaan tetap saja ada perbedaan, dan cara berinter-aksi yg baik adalah komunikasi yg efektif - dua arah - , memfokuskan pada kesesuaian bukan perbedaan.Tentu saja apabila perbedaan tersebut tidak terlalu menganga, ini adalah memang perbedaan yg sangat sulit utk diatasi, karena perbedaan yg terlalu besar "ketidak sesuaian" akan mewarnai kehidupan kita.
Dalam komunikasi yg baik, harus ada ketulusan.
Apabila kita ingin mempengaruhi mereka agar berada dipihak kita, pertama-tama yg perlu dilakukan "meyakinkan mereka bahwa kita adalah teman yg tulus".

Bagaimana menciptakan kesesuaian ?
Banyak cara utk membentuk kesesuaian atau kesamaan, sebagai misal: kita dapat membina kesamaan minat, melakukan hal yg sama, mempunyai teman-teman yg sama, bahkan membina pandangan hidup yg sama.  Cara yg paling mendasar dan lumrah dlm membina penyesuaian adalah melalui pemberian informasi tentang diri kita, yakni bagaimana kita berbicara, bagaimana kalimat kita. 
Namun, penelitian tentang komunikasi mempunyai bukti :
a. Hanya 7 % makna komunikasi disampaikan melalui kata.
b. 38 % ditransmisikan melalui tekanan dan suara.
c.  55 % melalui ekspresi wajah.
Kitapun tahu bagaimana tekanan suara mempunyai arti bagi kita, tekanan suara dapat mempunyai arti kepedulian atau ketidak pedulian, dll. Selain itu ditentukan pula oleh bagaimana kita mengekspresikan wajah kita, sebagai bagian dr alatkomunikasi.


Ambil madunya,tapi jgn rusak sarangnya.

Ini adalah kutipan dr suatu tulisan yg sangat bagus dan saya amat menyukainya, semoga andapun dapat mengambil hikmah yg tersembunyi dari tulisan ini.
"Dimanapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu, demikianpun halnya jika ia dicabut dr suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus dibibir, dan sapaan-sapaan hangat yg terpuji saat bersua merupakan hiasan2 yg selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.

Semua itu merupakan sifat orang mukmin yg akan menjadikannyaseperti seekor lebah, makan dr makanan yg baik dam menghasilkan madu yg baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusakkannya. Itu, karena ALLAH menganugerahkan pada  kelembutan sesuatu yg tidak DIA berikan pd kekerasan. 
Diantara manusia terdapat orang2 "istimewa" yg membuat banyak kepala tertunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya, dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang2 yg banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan kejujuran dlm berjual beli, keramahan dan sopan santun nya dlm bergaul.

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dlm hidup yg selalu dicontohkan oleh orang2 terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yg terpuji.
Mereka itu adalah orang yg selalu berada ditengah kerumunan manusia dgn senyum yg merekah, keramahan yg menentramkan dan sopan santun yg menyejukkan. Dan, karena itu mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yg terkendali, kesabaran yg menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yg menentramkan. Mereka adalah orang2 yg mudah melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata2 keji dan kotor terlontar utk mereka, telinga mereka tdk pernah memerah dibuatnya.
Bahkan mereka memandang kata2 itu sebagai angin lalu yg tak akan pernah kembali.
Merka itulah orang2 yg selalu berada didalam kedamaian , orang 2 yg berada disekitar mereka merasa aman dan tenteram".

Untuk apa sebenarnya kehidupan ini ??

Setelah melewati tahun2 yg baru saja berlalu,saya kembali merenungkan tentang makna kehidupan ini. Memang, kalau akhir dari kehidupan ini adalah "kematian" untuk apa sebenarnya kehidupan ini?
Setelah dilahirkan, dibesarkan, kita dididik, bisa jadi pendidikan itu memakan biaya yg banyak, kita menikah,punya anak, cucu, cicit, tetapi akhirnya, harus pergi juga. Saya berfikir dan bertanya-tanya : "Apakah hidup ini hanya begitu saja? "
Dengan masih memendam perasaan ini, saya lalu menemukan sesuatu yg menggambarkan bahwa : setelah kita bekerja keras, melakukan kewajiban dan melaksanakan kegiatan aneka macam dan pengabdian, kita hanya akan menuju ke liang kubur. 
Dan saya mempunyai sebuah jawaban, memang kehidupan ini seperti bunga yg berkembang, dan bila tiba waktunya dia akan layu, tetapi makna kehidupan ini tidak akan berakhir pada "kematian" karena kita hidup ini bukan untuk mati, tetapi untuk NYA. Betapa sejuk dan lega rasanya, setelah saya dapat menemukan jawaban bahwa kita hidup ini bukan utk mati, tetapi untuk TUHAN.
Rupanya dlm kedukaan saya kurang bertawakal, sehingga pikiran ini menyeleweng dr ajaran yg jadi landasan hidup, bahwa sebenarnyalah apa yg ada didunia ini semuanya hanya bersifat sementara, masih ada kehidupan lain setelah dunia ini, yakni: kehidupan kita dengan TUHAN. Kehidupan di dunia fana ini adalah awal dr kehidupan kita nanti setelah mati. Mungkin anda akan tersenum sinis dan mengatakan "mana kita tahu? kan tdk pernah ada orang yg bangkit dr kematian dan menceritakan pd kita bagaimana keadaan mereka yg sudah mendahului kita.
Tetapi, tidak ada jalan lain.
Kalau kita mau hidup dlm ketenangan , dlm perjalanan hidup yg sekali waktu akan berakhir,kita mesti mempunyai pegangan, bahwa apa yg ada didunia ini semuanya fana.
Bagaimana kehidupan kita nanti setelah kehidupan di dunia ini, adalah tergantung bagaimana kita menjalani kehidupan dlm dunia yg hanya sementara. Dengan jalan ini, kita akan hidup didlm ketenangan, tidak menjadi rakus, menjauhkan diri dr perbuatan yg tidak dibenarkan NYA, untuk siapa semua ini ?? 
Untuk diri kita sendiri !!!
Saya perhatikan, apabila kita sering merenungi apa makna hidup ini, maka justru kita akan mendapatkan kebahagiaan yg mendalam, menyadari hidup ini hanya utk sementara, apa tokh yg dikejar ?
Akan tetapi, bukan berarti kita menjadi pasif, dan tdk produktif, namun, dlm kehidupan kita tdk diliputi oleh ambisi yg berlebihan dalam meraih sukses atau mencari uang kita bisa membatasi diri, krn kita menyadari buat apa mencari uang sampai tdk tau waktu kalau semuanya itu hanya  digunakan utk dunia yg sebentar lagi akan kita tinggalkan ??
Dalam kesadaran ini, kita akan lebih mudah menjaga keseimbangan dlm segala-galanya, malahan kita akan diliputi dengan ketenangan krn hati kita penuh maaf, bukankah sekali waktu kita akan berpisah ??Jadi, buat apa permusuhan ??
Selagi hidup, kadang kita demikian sibuk melakukan hal yg semata-mata utk kepentingan duniawi, kita lantas lupa bahwa "maut" itu dpt saja merenggut kita sewaktu-waktu, tanpa ia memberi tahu kita.
Bukankah kita seringkali dibuat terkejut akan berita seseorang yg tiba2 meninggal? Malahan kita juga merasa ngeri apabila kita mendengar berita bahwa seseorang meninggal selagi dlm keadaan mabuk di klab malam selagi berdansa-dansi.
Akhir-akhir inipun sering kita mendengar tentang mereka yg menimbun uang sebanyak mungkin, sudah itu dengan cara yg tidak halal lagi, dan...........mereka juga meninggal.
Uang sebanyak apapun tdk akan dapat menahan maut.
Apabila sudah tiba waktunya, bukan kaya, bukan miskin, mati jugalah akhirnya.
Kalau kepintaran manusia sudah sampai puncaknya, dimana mereka sudah dpt membuat jantung, tetapi "jiwa" itu ada ditangan YANG MAHA KUASA.
Kalau kepintaran manusia yg dapat memberikan hidup, maka tdk ada orang kaya yg meninggal, bukankah uang mereka dpt membeli obat yg paling hebat? Tetapi, dalam hal ini, kematian adalah untuk kita semua.
Begitulah, setelah saya mendapatkan dan menemukan jawaban dr apa sebenarnya makna dr hidup ini, terasa ada kebahagiaan melingkupi diri saya, kehidupan di dunia ini sesungguhny akan mempunyai arti apabila kita hidup untukNYA.
Saya tersenyum.
Saya bahagia masih dpt tersenyum.
Bayangkanlah rahmat ILLAHI.
Saya menulis ini utk anda, tetapi saat inipun saya sesungguhnya juga menulis utk diri saya sendiri. 
Salam.

Senin, 16 Februari 2009

Menyikapi kesedihan &kecemasan.

Antara kesedihan &  kecemasan itu ada kaitan yg sangat erat. Keduanya merupakan kesengsaraan  dan siksaan yg melingkupi jiwa, perbedaannya, kecemasan disebabkan oleh ketakutan terhadap sesuatu yg akan datang, sedangkan kesedihan adalah perasaan tertekan atas terjadinya hal-hal yg tidak disukai, keduanya sama2 menyerang jiwa. Ketika jalinan yg terhubung dengan masa lalu disebut kesedihan dan ketika terhubung dgn masa depan disebut kecemasan.

Jangan pernah merindukan sesuatu secara berlebihan, karena yg demikian itu menyebabkan kegelisahan yg tak pernah padam, seorang muslim akan berbahagia ketika ia dapat menjauhi keluhan, kesedihan dan kerinduan. Demikian pula, ketika ia dpt mengatasi keterasingan, keterputusan, juga keterpisahan yg dikeluhkan, betapapun juga itu adalah tanda dr kehampaan hati.

Adapun obatnya adalah :
1. Berusahalah selalu berada dipintu-pintu ibadah & memohon pada Yang Maha Agung.
2. Merendahkan pandangan.
3. Menjauhkan hati dr hal-hal bisa mengikatnya.
4. Menyibukkan diri dengan bermacam-macam kebaikan & amal sholeh.

Minggu, 15 Februari 2009

Perbanyak membaca & merenung.

Berpengetahuan luas, menguasai banyak teori keilmiahan, berwawasan budaya luas, berpikir secara orisinil, memahami permasalahan dan argumentasi pijakannya adalah sedikit dr sekian banyak faktor yg dapat membantu menciptakan kelapangan didlm hati.                                               
  Orang yg berpengetahuan luas adalah orang yg berpikiran bebas dan berjiwa teduh. Seorang pemikir barat, mengatakan : "saya punya sebuah berkas besar didlm laci kantor, diatasnya tertulis 'kebodohan-kebodohan yg saya lakukan ' saya tuliskan semua kesalahan, keteledoran, dan hal-hal sepele yg saya lakukan pd siang dan malam hari agar saya bisa membuang semua itu".  Komentar saya, beliau bukanlah yg pertama melakukan hal itu,  para ulama terdahulu dr umat islam telah melakukan hal seperti demikian secara mendalam & mengontrol diri secara ketat.                              
 
Catatlah hal-hal negatif yg selalu anda kerjakan, kemudian mulailah mencari jalan keluar utk menghindarinya. Sebenarnya ada 3 kesalahan yg selalu berulang yg kita kerjakan didlm kehidupan kita, yakni :                                                                                         
 1. Menyia-nyiakan waktu.                                                                                                                            2. Membicarakan hal yg tdk berguna.
 3. Memberikan porsi yg besar utk masalah2 sepele. 

Dengan memperbanyak keaneka ragaman bacaan yg kita baca lantas merenunginya, mudah2an kita kelak tidak akan melakukan kesalahan yg selalu berulang, juga tentunya mendapat pengetahuan yg bermanfaat utk diri kita sendiri & semoga saja juga utk kerabat dan sahabat2 kita yg lain, salam.         

Selasa, 10 Februari 2009

Pengaruh jalan pikiran dlm hidup dengan perbedaan.

Tidak ada yg berlangsung didunia ini tanpa keterlibatan otak, dengan sendirinya ini berkaitan dengan pikiran kita, bagaimana kita mengatur jalan pikiran kita ??                                                          Sebagai misal : kita merasakan sakit dijari kelingking kita, rasa sakit yg kita rasakan itu dikomando dari otak, dan ternyata apabila kita dpt mengendalikan jalan pikiran kita, maka rasa sakit itu malah tidak terasakan, inilah yg saya alami ketika menjalani operasi.                                      Setelah dioperasi, saya merasakan sakit dibeberapa bagian tubuh saya dan saya lantas mencoba utk mempraktekkan " misteri jalan pikiran " saya katakan pd diri saya " tidak sakit" , sementara itu saya berdoa, berzikir, dan rasa sakit itupun hilang, setiap kali dokter bertanya "sakit ya ?" saya katakan "tidak"  dan semua itu tentu saja atas pertolongan Yang Maha Pemberi hidup, Yang Maha Kuasa.                                                                                                           Sayapun kian merasakan betapa besarnya kekuasaan ALLAH, dan betapa canggihnya manusia ciptaanNYA, karena itu semakin banyak pengetahuan seseorang, ia akan lebih banyak lagi berserah diri pd Yang Maha Kuasa. Bukankah semua itu terpulang pd bagaimana kita melihat suatu keadaan dan dgn sendirinya ini berkaitan juga dengan jalan pikiran kita.                                                                                                                                                              
Nah, kita kembali lg pada pokok pembicaraan, bagaimana hidup dialam dunia ini dgn begitu banyak perbedaan, ada tipe menusia yg berbeda-beda, ada yg "menggapai" dan ada yang "menolak ". Dalam arti mereka yg "menggapai" itu cenderung melihat adanya persamaan, dan mereka yg "menolak" itu cenderung melihat adanya perbedaan.  Apakah orang-orang yg cenderung "menggapai" itu lebih baik daripada yg menolak" ?? mungkin saja. Apakah mereka yang bekerja, berinteraksi dengan kita, lebih baik jika "dipilih" orang lain ketimbang diri kita sendiri ?? mungkin saja. Namun, kita memang berhadapan dengan kehidupan itu sebagaimana kehidupan itu sendiri, sebagai misal : kita menginginkan supaya teman hidup, kekasih, sanak keluarga mempunyai perilaku "menggapai" dari pada "menolak". Dan apabila kita menginginkan suatu hubungan yg baik, maka kitapun harus melakukan cara-cara yg dapat menghasilkan apa yg kita inginkan itu, dan bukan cara-cara yg kita sendiri inginkan.                                                        Kita dapat saja mempelajari seseorang dengan : mendengar apa yg ia katakan, perumpamaan yg ia gunakan, bagaimana gerak tubuhnya saat memantulkan apa yg ia katakan, kapan ia memperhatikan, kapan ia bosan atau jenuh. Manusia memantulkan program diri mereka secara konsisten, kita tdk perlu mengadakan terlalu banyak penelitian utk mengetahui bagaimana seseorang itu "lebih banyak menentukan sendiri" ataukah "banyak bergantung pd orang lain" , lihatlah bagaimana sikap mereka dlm memberikan perhatian pd orang lain.                                      Kita, pada saat-saat tertentu, membutuhkan : penentuan dr orang lain atau penentuan dr diri sendiri, semua itu terpulang pada maksud dan tujuan kita sendiri, apakah dgn cara "menentukan sendiri" ataukah "ditentukan orang lain" atau kombinasi keduanya ??                                                 Saya mempunyai pengalaman menarik, ada seorang teman sepertinya selalu banyak mengalah dan tdk mau menonjolkan diri sendiri, sehingga saya menggolongkannya pd tipe "bergantung pd orang lain " dan " lebih mementingkan orang lain" , tetapi ternyata dia sama sekali bukanlah yg seperti demikian, selama dia blm mempunyai kekuasaan dia akan mengalah, tetapi sekali dia mempunyai kekuasaan, dia akan lebih banyak mementingkan dirinya sendiri dan pd saat yg bersamaan dia juga memikirkan orang lain yang selama itu tidak merugikan dirinya sendiri. Pada dasarnya dia tdk dapat mentoleransi panggungnya dibagi dengan orang lain, ini sebenarnya sudah dpt dilihat dr hal yang kecil-kecil, apabila ia berbicara dan pembicaraan itu tidak mengenai dirinya sendiri, dia sama sekali tidak berminat, akibatnya dia tidak dapat berkonsentrasi, ini tampak pd matanya yg kosong dan ekspresi wajahnya yg hambar. Kita memang berbeda-beda dalam menilai sesuatu, seseorang dapat saja mengatakan "gelas itu setengah kosong" contoh serupa ini menunjukkan adanya perbedaan dalam melihat sesuatu yg sama bentuknya.                                                                                                                                            Ada orang-orang yg melihat atau bereaksi karena adanya persamaan dan adalagi yg bereaksi krn tidak adanya persamaan atau persesuaian. Kalau demikian, siapa yg benar ?  semuanya benar, hanya berbeda sudut pandang. Kalau kita saling memahami, maka apabila muncul perbedaan, tidak ada kesesuaian, kita memahami, bukan karena ia orang yg tidak baik atau salah, melainkan karena memang begitulah ia mengartikan suatu keadaan atau apapun yg berlangsung dlm hidup ini. Tidak mestinya kita 100% sama untuk mendapatkan "keharmonisan" dalam berinteraksi.                                                                                                           Idealnya, apabila kita menyadari adanya perbedaan dalam kita menilai sesuatu, belajarlah menghargai dan menerima keadaan diri masing-masing pihak. Ada ungkapan yg mengatakan "hidup adalah perbedaan"  dan memang dari perbedaan itu kita dapat banyak belajar mengenal sesama kita. Hanya, apabila kita mau menerima perbedaan itu, timbullah pertanyaan"apa kita harus menerima semua perbedaan itu?"  selama perbedaan itu tidak menjadi kendala dan tidak merusak diri kita sendiri, tidaklah jadi masalah, memang kita tidak dpt mengubah seseorang, kecuali orang itu sendiri yg harus dan mau berubah.